Hai agan, nih lagi2 ane nemu file lama, bekas dulu tugas bikin makalah waktu SMA, kali2 aja agan2 ada yang butuh buat nyelesain tugasnya, hehe. Kali ini makalah biologi tentang kelainan pada sistem peredaran darah. Silahkan sedot gaaan....:D
Pokoknya free, tapi tetep cantumin sebagai sumber yaa, oke? Cekidot
KELAINAN
SISTEM PEREDARAN DARAH
A. LEUKEMIA
Leukemia (kanker
darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang
diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini
dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih
(berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah
(berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah
yang membantu proses pembekuan darah).
Sel
darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya
produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum
tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel
darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal
sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan
beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
Klasifikasi
Leukimia
Leukemia dibagi menjadi 4 tipe :
1. Leukemia
limfositik akut (LLA).
Merupakan
tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat
pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia
mielositik akut (LMA).
Ini
lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut
leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia
limfositik kronis (LLK).
Hal
ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun.
Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada
anak-anak.
4. Leukemia
mielositik kronis (LMK)
Sering
terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat
sedikit.
Penyebab
Penyakit Leukimia
1. Radiasi.
Hal ini
ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus
Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita
dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada
korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
2. Leukemogenik.
Beberapa zat
kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia,
misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti
insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
3. Herediter.
Penderita Down
Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
4. Virus.
Beberapa jenis
virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline,
HTLV-1 pada dewasa.
Proses
Patologis
1. Anemia.
Penderita
akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah
normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas
cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
2. Perdarahan.
Ketika
Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi
oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit
(banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
3. Terserang
Infeksi.
Sel
darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit
infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak
normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si
penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan
menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan
batuk.
4.
Nyeri Tulang dan Persendian.
Hal
ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat
oleh sel darah putih.
5.
Nyeri Perut.
Nyeri
perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia
dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran
pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak
hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
6. Pembengkakan
Kelenjar Lympa.
Penderita
kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang
dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring
darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
7.
Kesulitan Bernafas (Dyspnea).
Penderita
mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi
hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Cara
Penyembuhan
1.
Diagnosa
Penyakit
Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ;
Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan,
magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar
puncture.
2.
Terapi
Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari
gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar
penanganan dan pengobatan leukemia bisa
dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:
a. Chemotherapy/intrathecal medications
b. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali
digunakan
c. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
d. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
e. Transfusi sel darah merah atau platelet.
Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita
leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian
obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang
abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa
gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor
yang komprehensive.
B. LEUKOPENIA
Sebagian orang pernah mengalami kekurangan sel darah putih atau
disebut Leukopenia. Kondisi ini
terjadi bila jumlah sel darah putih kurang dari 5.000 dalam setiap tetes darah.
Manusia normalnya memiliki sel darah putih berjumlah 5.000 hingga 10.000 dalam
setiap tetes darahnya.
Leukopenia bisa disebabkan sumsum tulang mengalami gangguam. Sum-sum
tulang merupakan produsen sel darah putih. Jika sum-sum tulang bermasalah, otomatis
jumlah sel darah putih akan mengalami gangguan juga. Leukopenia bisa juga
disebabkan oleh infeksi. Infeksi dari kuman atau bakteri bisa menyebabkan
penurunan jumlah sel darah putih. Kurangnya sel darah putih juga bisa terjadi
karena adanya penyakit autoimun
seperti HIV/AIDS atau lupus. Pengaruh obat-obatan seperti efek dari kemoterapi
pun bisa menyebabkan terjadinya leukopenia.
Beberapa jenis obat yang digunakan
pada kemoterapi bisa merusak sum-sum tulang, sehingga produksi sel darah merah
menurun. Meski demikian, kondisi ini tidak selalu terjadi pada setiap orang,
bergantung kondisi masing-masing pasien.
Namun, keadaan ini tidak
berlangsung lama pada pasien yang menjalani kemoterapi. Biasanya jumlah sel
darah putih akan menurun selama beberapa hari. Ini disebabkan oleh efek obat
kemoterapi, tetapi kemudian leukosit akan kembali pada jumlah normal lagi.
Penyebab lain dari leukopenia adalah kanker,
terutama kanker darah. Banyak orang beranggapan bahwa kanker akan memicu jumlah
leukosit. Padahal kanker juga bisa menurunkan kadar leukosit. Apalagi jika
kanker tersebut sudah menyerang sumsum tulang dan menyebar ke seluruh tubuh.
Penyebab ini yang seringkali luput atau menipu perhatian dokter.
Kekurangan sel darah putih bisa menyebabkan
seseorang rentan terserang penyakit ataupun infeksi. Bahkan penyakit ringan
seperti flu saja bisa membuat pasien leukopenia menderita hebat. Ini
diakibatkan kurangnya pasukan tempur dalam tubuh. Penyakit yang seharusnya bisa
dengan mudah ditangani oleh tubuh menjadi sulit sembuh. Leukopenia seringkali diketahui ketika pasien
memeriksakan diri ke dokter karena keluhan penyakit. Penyakit yang dialami itu
kerap kali merupakan gejala dari leukopenia. Cara tercepat untuk mengetahuinya
adalah dengan melakukan tes jumlah darah putih. Kemudian dokter akan memeriksa
penyebab terjadinya penurunan jumlah sel darah putih. Jika sudah diketahui,
barulah bisa ditentukan cara pengobatannya.
Untuk saat ini cara paling efektif untuk
menangani leukopenia adalah dengan mengatasi penyebabnya. Jika leukopenia
disebabkan oleh infeksi, obati saja infeksinya. Jika disebabkan oleh kanker,
obatilah kankernya. Belum ada pola makan atau diet yang berhubungan untuk
menambah jumlah sel darah putih. Kalau leukopenia dikarenakan kanker, pola
makan tidak bisa menaikkan jumlah leukosit. Karena itu mengonsumsi makanan
sehat dan bergizi
seimbang lebih untuk membantu proses pemulihan.
C.
VARISES
Varises adalah tonjolan-tonjolan jaringan urat berwarna
kebiruan yang timbul di permukaan kulit. Bukan hanya tidak sedap di pandang
namun juga merupakan suatu tanda bahaya bagi kita. Dengan kata lain ada
kerusakan pada tubuh yang akan membawa kita kepada penderitaan seumur hidup.
Varises merupakan salah satu penyakit umum yang di derita orang, namun lazimnya
dialami oleh kaum wanita karena wanita memiliki kulit yang lunak dan gangguan
hormonal terutama saat pubertas dan hamil.
Bila di
kaki Anda terlihat urat-urat halus menyembul di seputar betis belakang, bisa
jadi Anda terkena kelainan yang disebut varises. Kelainan ini terjadi di
pembuluh darah balik (vena) yang berfungsi mengangkut darah sisa metabolisme
dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung.
Varises
menyebabkan sirkulasi darah menjadi tak lancar, karena terhambat di sekitar
betis dan tungkai kaki saat menahan berat tubuh. Selain di bagian kaki,
belakangan diketahui bahwa ternyata varises pun bisa terjadi di bagian lengan.
Penyebab varises:
- Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang
menyebabkan pembuluh vena melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke
jantung sebagaimana mestinya. Aliran darah dari kaki ke jantung sangat
melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah harus kuat, begitu juga
dengan dinamisasi otot disekitarnya.
- Rusaknya katup pembuluh vena, padahal katup atau klep
ini bertugas menahan darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar
kembali. Katup yang rusak membuat darah berkumpul di dalam dan menyebabkan
gumpalan yang mengganggu aliran darah.
Pemicu varises :
1.
Faktor
Keturunan. Varises biasanya terjadi saat dewasa
akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan. Varises yang terjadi di
usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan.
2.
Kehamilan.
Meningkatnya hormon progesteron dan
bertambahnya berat badan saat hamil yang kaki semakin terbebani, akibatnya
aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun
terhambat.
3.
Kurang
gerak. Gaya hidup perkotaan yang kurang
gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah
secara maksimal.
4.
Merokok.
Kandungan zat berbahaya dalam rokok
membuat pembuluh darah menjadi kaku dan terjadi penyempitan, sehingga dinding
pembuluh tidak elastis lagi.
5.
Terlalu
banyak berdiri. Berdiri terlalu lama membuat kaki
terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban kerja pembuluh vena dalam
mengalirkan darah. Bila profesi Anda mengharuskan banyak berdiri, usahakan
untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak. Misalnya
dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke
jantung.
6.
Menderita
kolesterol tinggi dan kencing manis. Kedua
jenis penyakit ini berhubungan erat dengan masalah peredaran darah, kelainan
pembuluh darah dan kegemukan yang memicu terjadinya varises.
7.
Memakai
sepatu hak tinggi. Hak sepatu
yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang berfungsi membantu kerja
pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.
Gejala terjadinya varises:
- Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot
yang mudah pegal, kaku, panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai.
Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat tidak lancarnya
aliran darah.
- Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
- Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip
jaring laba-laba (spider navy).
- Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata
kaki, akibat tidak lancarnya aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di
sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
- Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.
- Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis
bagian belakang tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini
merupakan gejala varises kronis.
Mengatasi Varises:
1.
Varises
jenis spider navy
Varises ini tergolong ringan, biasanya akibat suhu yang
terlalu panas atau dingin, terpapar sinar matahari terus menerus, sedang hamil,
faktor keturunan, kebiasaan makanan sarat rempah dan pedas, serta pengobatan
hormonal. Varises jenis ini bisa terjadi di beberapa tempat, yaitu di wajah,
pangkal lengan, paha, daerah lutut, pergelangan kaki dan tumit. Terapi yang
digunakan biasanya dengan memakai sinar laser, sehingga pembuluh darah
mengering. Ada juga terapi alat listrik dengan memasukkan zat tertentu ke dalam
kulit, untuk mengecilkan atau mengerutkan pembuluh darah.
2.
Varises
dalam kulit
Varises ini terjadi pada pembuluh vena yang halus dan tipis
di dalam kulit bagian kaki. Mengobatinya, dokter memberi obat-obatan yang
menguatkan dinding vena dan memperlancar aliran darah, atau menggunakan stocking
khusus varises. Stocking ini berfungsi menekan pembuluh vena sehingga
otot dan dinding vena bisa kembali bekerja maksimal. Stocking mampu
mencegah, mengurangi gejala awal, dan rasa sakit penderitanya meski hanya
temporer. Jadi, tetap harus minum obat.
3.
Varises Reticular
Varicose Veins
Ini adalah varises yang lebih parah, karena
terjadi di pembuluh vena bawah kulit.
Untuk mengobatinya, dokter akan melakukan beberapa tahap:
a.
Memberi obat yang diminum untuk
menguatkan dinding vena dan melancarkan peredaran darah.
b.
Memberikan suntikan zat iritasi ke
dalam pembuluh darah yang rusak atau melebar.
c.
Obat tersebut akan membentuk
jaringan ikat sekaligus menutup aliran darah, sehingga pembuluh darah vena akan
menyempit. Darah akan mencari ‘jalan lain’ melalui pembuluh vena yang normal.
d.
Setelah disuntik, Anda harus
menggunakan stocking varises dan tidak boleh menggunakan sepatu hak
tinggi.
e.
Olahraga yang dianjurkan adalah
jalan kaki, berenang dan joging, agar otot kaki mampu berkontraksi dengan baik.
4.
Varises
kronis
Varises tahap ini akan memperlihatkan pembuluh darah yang
berkelok-kelok di betis. Bila suntik tidak membuahkan hasil, maka harus
dilakukan pembedahan guna memotong pembuluh vena yang rusak sehingga aliran
darah kembali normal. Ada berbagai obat-obatan yang harus Anda minum untuk
menguatkan dinding vena dan melancarkan peredaran darah. Stocking varises
juga harus dikenakan selama beraktivitas, tidak memakai sepatu hak tinggi dan
berolahraga dengan melatih gerak otot kaki dan tungkai.
Cara menghindari varises:
- Seusai beraktivitas setiap hari, berbaringlah dengan
posisi kaki dan tungkai lebih tinggi dari jantung selama 20 menit. Bagi
yang sudah menderita varises, usahakan tidur dengan posisi seperti ini
sepanjang malam. untuk melancarkan peredaran darah ke jantung.
- Lakukanlah yoga setiap hari.
- Jangan berdiri terlalu lama.
- Olahraga rutin untuk melatih otot kaki: jalan santai,
jalan cepat; joging, bersepeda, berenang (minimal 30 menit per hari).
- Jangan memijat daerah yang bervarises, karena dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh vena. Lakukan pijatan secara ringan namun
teratur, di daerah rawan varises dengan arah menuju jantung. Lakukan
dengan lembut dan gunakan minyak esensialyang sudah dilarutkan.
- Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan
makanan yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah,
bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah. Juga makanan yang kaya
dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam folat,
kalsium dan zinc.
- Kurangi konsumsi gula, garam, daging merah, gorengan,
dan protein hewani.
- Sering-sering duduk berselonjor kaki, tungkai dan
panggul.
Pengobatan alernatif untuk varises:
- Minum jus campuran wortel, seledri dan peterseli; atau
campuran wortel bayam dan ketimun; campuran wortel, bit dan ketimun;
campuran wortel, bayam dan seledri atau jus selada air;yang berkhasiat
memperlancar sirkulasi darah sekaligus memperkuat dinding pembuluh darah.
- Konsumsi makanan kaya lesitin, seperti kacang kedelai;
peterseli, air jahe serta pepermint yang bermanfaat memperlancar sirkulasi
darah dan menguatkan dinding pembuluh darah.
- Minum teh herbal yang terbuat dari bunga jeruk nipis,
mint, ginko biloba dan grape seed (biji anggur).
- Pijat aroma terapi dengan bahan minyak cypress yang
berkhasiat merangsang sirkulasi darah dan menguatkan dinding pembuluh
darah. Pilihan lainnya: minyak lavender, rosemary, mint atau lemon.
- Berendam bergantian di air panas (suhu 41-43 derajat
Celcius) dan air dingin (suhu 15 derajat Celcius), masing-masing selama
15-30 detik dan di ulang selama 30 menit, untuk melancarkan peredaran
darah serta menguatkan dinding pembuluh darah.
- Atau semprotkan kaki secara bergantian, terutama di
daerah betis bagian belakang, dengan air panas dan air dingin seperti di
atas.
- Pijat refleksi di ujung saraf telapak kaki dapat membantu
membuang tumpukan kristal dari sisa metabolisme di ujung-ujung syaraf,
atau lakukan akupunktur dan akupresur di titik-titik tertentu.
Menjinakkan
Varises
Agar anda tetap dapat tampil cantik dan
melakukan semua aktivitas dengan nyaman, tanpa kuatir beresiko munculnya
varises, maka anda dapat menggunakan stoking-stoking kompresi, yang merupakan
metode sederhana dan tidak mengeluarkan biaya mahal dalam pengobatan varises
ini. Oleh karena itu, BSN menawarkan Stoking JOBST Ultrasheer yang di rancang
secara khusus untuk mengatasi masalah Varises. Tapi yang terpenting, jagalah
berat badan di ambang batas normal, jangan duduk dengan menyilangkan kaki yang
sering dilakukan oleh para wanita dan jangan terlalu sering memakai sepatu atau
sandal hak tinggi.
Cara Kerja
JOBST
Stoking kompresi JOBST Ultrasheer
memberikan tekanan ke pembuluh darah vena sehingga mengurangi terbentuknya
penggumpalan darah yang terjadi di dalam kaki yang mengalami spider dan varises
dan membantu daya kerja otot-otot betis yang mempompa darah untuk mengalir
balik ke jantung meningkat. Rongga-rongga vena mengecil sehingga mempercepat
aliran darah dan membuat katup-katup vena berfungsi kembali. Dengan demikian
gejala-gejala klinis di atas dapat di hindari. Stoking JOBST Ultrasheer bukan
hanya berfungsi sebagai pencegah varises, akan tetapi juga menambah keindahan
bagi kaki pemakainya karena keunggulannya dalam:
Keunggulan
|
Manfaat
|
1. Terapi
kaki yang efektif dengan kualitas yang paling tipis (Ultrasheer)
dan halus (forMen)
|
1. Bentuknya elegan sehingga dapat digunakan dalam
segala aktivitas.
|
2. Jahitan yang kuat dan lentur pada tumit dan jari
kaki.
|
2. Lebih tahan lama.
|
3. Dirancang sesuai dengan lekuk kaki, tumit serta
jari kaki yang lebih lega.
|
3. Membuat pemakaian lebih nyaman.
|
4. Diperkuat dengan campuran pelembut silikon.
|
4. Pemakaian menjadi lebih mudah.
|
5. Dapat dibersihkan dengan mesin cuci.
|
5. Perawatan menjadi lebih mudah.
|
D.
STROKE
Stroke
adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah
ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran
darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi
yang dikendalikan oleh jaringan itu.
Stroke
termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan
kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya
aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini
bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
Stroke
adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri
di Eropa . Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami
kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan
bicaranya.
Jenis
stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis
yaitu strok iskemik maupun strok hemorragik.
1.
Stroke Iskemik
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju
ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami strok jenis
ini. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a.
Stroke Trombotik: proses
terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
b.
Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh
arteri oleh bekuan darah.
c.
Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya
aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2.
Stroke Hemorragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak, sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah
merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus strok
hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis,
yaitu:
a.
Hemoragik Intraserebral: pendarahan
yang terjadi didalam jaringan otak.
b.
Hemoragik Subaraknoid: pendarahan
yang terjadi pada ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak
dan lapisan jaringan yang menutupi otak.
Darah
ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis.
Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
Suatu
ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis
sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius
karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan
darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding
arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh
darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga
tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya
dari jantung atau satu katupnya. Strok semacam ini disebut emboli serebral
(emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi
pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan
katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli
lemak jarang menyebabkan strok. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum
tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di
dalam sebuah arteri.
Stroke
juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan
pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin)
juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.
Penurunan
tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Strok bisa terjadi jika
tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika
seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan,
serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
Faktor Penyebab terjadinya
Stroke
Stroke dapat diakibatkan oleh
salah satu atau beberapa faktor, antara lain:
1.
Aterosklerosis pada pembuluh darah
leher atau kepala, sehingga menghentikan aliran darah ke otak
2.
Terbentuknya trombus pada
aterosklerosis, sehingga menyumbat aliran darah menuju ke otak
3.
Embolus menyumbat pembuluh arteri di
otak
4.
Pembuluh darah otak pecah, karena
tekanan darah yang tinggi
5.
Adanya tumor di otak yang menyumbat
aliran darah menuju ke otak
Faktor-faktor
lain penyebab stroke, yaitu:
• Faktor
resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung,
diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.
• Faktor
resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat
(junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral,
Narkoba, Obesitas.
• 80%
pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93%
pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah
tinggi. Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman
(marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi
makanan yang berlemak.
Tanda dan Gejala-gejala Stroke
Berdasarkan lokasinya di tubuh,
gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
1.
Bagian sistem saraf pusat :
Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2.
Batang otak, dimana terdapat 12
saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat
parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan
dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3.
Cerebral cortex: aphasia, apraxia,
daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika
tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan
awal stroke.
Akibat Stroke
1.
80% penurunan parsial/ total gerakan
lengan dan tungkai.
2.
80-90% bermasalah dalam berpikir dan
mengingat.
3.
70% menderita depresi.
4.
30 % mengalami kesulitan bicara,
menelan, membedakan kanan dan kiri.
5.
Cacat bahkan lumpuh total
Cara Mencegah Stroke
Cara mencegah stroke antara lain:
1. Tidak merokok
2. Tidak menggunakan narkoba
3. Rajin berolahraga
4. Makan makanan yang sehat dan bergizi
5. Tidak minim minuman keras (alkohol)
E.
ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS (AAA)
Definisi
Suatu
pelebaran arteri lokal yang besarnya melebihi 50% diameter normal. Pelebaran
kurang dari 50% diameter normal dinamakan Ectasia.
Perhatian
- Insiden 5-7% pada populasi
diatas 60 tahun.
- Di Singapura perbandingan
lelaki:wanita =2:1 dengan kejadian yang jarang pada ras India.
- Tampilan klinis bisa
:
a.
Rupture
intraperitoneal menyebabkan kolap, shock dan kematian.
Mayoritas kasus berupa perdarahan retroperitoneal, yang selanjutnya
rupture menuju intraperitoneal.
b.
Nyeri abdomen,
pinggang, punggung (kadang-kadang menyerupai colic ureter). Nyeri punggung yang timbul bisa
diakibatkan dari ekspansi AAA yang mengerosi spinal vertebrae atau hal ini
karena pecahnya aneurisma.
c.
Massa pada abdomen,
sering berpulsasi, tetapi lebih sering
tidak.
d.
Sinkop dengan
hipotensi postural.
e.
Emboli yang sering
berakibat akut ischemik pada tungkai atau kepucatan pada tubuh bagian bawah dan
tungkai bawah. Emboli perifer menyebabkan“blue toe syndrome“
f.
Fistula
aortoenterik yang bermanifestasi sebagai melena
g.
Kompresi pada usus,
lambung, esophagus meyebabkan dysphagia, kenyang, mual dan atau muntah.
Catatan :75% kasus asymptomatik
4.
Tampilan klinis
yang diffuse dan tidak spesifik menyebabkan kesalahan diagnostik dari AAA. Pada
penderita tua dengan tampilan klinis hipotensi, shock, dan nyeri punggung
pecahnya AAA harus disingkirkan. kesalahan diagnostik paling sering adalah gagalnya mendapatkan pulsasi dari massa
abdomen.
5.
Perhatikan
Expansile versus Transmitted pulsasition dengan menempatkan jari pemeriksa
sepanjang daerah pulsasi, deviasi jari-jari ke lateral menunjukkan adanya
aneurisma.
6.
Semua pasien yang
memiliki massa berpulsasi > 3 cm harus dievaluasi dengan ultrasound.
7.
Angka kematian dari
operasi emergency 75-90%, kontras sekali dengan operasi elektif hanya 3-5%
Patofisiologi
1.
Kebanyakan
aneurisma aorta dihubungkan dengan atherosklerotik , sedang penyebab lain
adalah cystic medial necrosis ,Sindroma Ehlers- Danlos
2.
Studi menunjukkan
terdapat penurunan jaringan elastin dan collagen pada dinding AAA.
3.
Komponen immunologi
untuk“atherosclerotic vascular disease“ juga sudah diketahui, infiltrasi macrophage dan
lymphocyte T&B pada dinding aorta, faktor yang tidak kalah pentingnya
adalah ketidak seimbangan antara aortic wall protease dan antiprotease
4.
Faktor genetik
menduduki 15-20% pada keturunan langsung dari insiden AAA.
Faktor-Faktor resiko.
1.
Hipertensi : didapatkan 40% dari total kasus
2.
Merokok : resiko
perokok berpeluang 8 kali dibanding non perokok.
3.
Hiperlipidemia dan
hyperhomocystenemia.
Resiko Rupture
1.
Aneurisma aorta
mempunyai exponential expantion rate dan resiko rupture atau retakan mempunyai
hubungan langsung diameter aneurysma.
a.
Diameter aneurisma
4-5,5 cm mempunyai resiko 5% pecah
b.
Diameter aneurisma
6-7 cm mempunyai resiko 33% pecah
c.
Diameter aneurisma
>7 cm mempunyai resiko 95% pecah
Beberapa studi menyarankan hipertensi dan Penyakit Paru
Obstruksi Menahun adalah prediktor kuat untuk pecahnya aneurisma kecil.
2. UK small aneurysm trial dan ADAM menunjukkan tidak
didapatkannya keuntungan jangka panjang pada operasi aneurisma aorta < 4 cm.
Tatalaksana
Aneurisma Aorta Rupture
1.
Umum
a.
Tatalaksana pasien
di critical care
b.
Alat-alat intubasi
dan resusitasi harus segera disiapkan.
c.
Informasikan team
bedah sesuai lokal protokol
d. ABC primary
survey, jaga airway dan nilai kebutuhan pasien
e. Monitor
ECG,tanda vital dan pulse oxymeter
f.
Pasang 2 lajur
infuse dengan jarum no 16-18, mulai dengan NS, pertahankan tekanan sistolik
90-100 mmHg
g. Labs : Cross
match ,order 6 labu darah.darah lengkap, urea/elektrolit/creatinin,faal
pembekuan, analisa gas darah.
h. Foto thorak (
portable) untuk melihat pelebaran mediastinum.
i.
Foto
abdomen (BNO) AP dan Lateral untuk melihat kalsifikasi pada aorta dan ini
terdapat pada 50% kasus. Bila tanda klasik seperti “Egg-Shell” nampak tingkat
akuarasi diagnosa AAA sangatlah tinggi. Hasil foto X ray yang negative tidak
menyingkirkan adanya AAA
j.
Pasang
urine kateter.
2.
Spesifik
a.
Jangan
melakukan palpasi abdomen ulang, sekali diagnosa AAA sudah ditegakkan.
b.
Bedside ultrasound
sangat berguna dikerjakan di Emergency Room tetapi sangat tergantung operator.
c.
Pecahnya AAA
merupakan kegawatan bedah dan pasien harus segera dipersiapkan untuk menjalani
pembedahan, tidak ada tempat untuk melakukan foto rutin abdomen atau CT scan.
d.
Tetapi bila pasien
stabil, CT scan merupakan alat investigasi terpilih.
Disposisi
Rawat penderita pada bagian Bedah Thorak atau Bedah Umum sesuai protocol
local.